DESI NURUL ARIANI BLOGSPOT



Jumat, 04 November 2011

kakak, percaya adek :0

Saat saya sampai rumah saya mendapatkan surat berhargai yang cukup mengagetkan saya. Deby adik perempuan saya memberikan surat yang diberikan walikelasnya untuk kedua orangtua saya. kalau ada apa-apa Deby memang cenderung memberitahu saya dulu ketibang mamah atau papah saya. mungkin karena deby merasa lebih dekat pada saya. Didalam surat itu walikelasnya memberitahu bahwa Deby telah mengambil barang yang bukan haknya / mencuri barang milik temannya.
adik perempuan saya mengambil pensil milik temannya , padahal temannya tidak mengizinkannya. disitu tertulis bahwa Deby telah berkali-kali mengambilnya.
saya menatapwajah Deby yang terlihat ketakutan, saya mencari celah kebenaran di matanya, kenapa sampai dia mengmbil pensil? dia punya banyaj pensil sendiri.
aku berjongkok agar tinggiku setara dengan adik kecil ku itu.

"adek ngambil pensil siapa? emang adek gak punya pensil?"
tanyaku pelan, adikku terlihat takut, sambil menyembunyikan kedua tangan kecil nya dibelakang punggungnya.
"adek kesel kak sama Sarah. soalnya Sarah ngambil penghapus kesukaan adek gak bilang-bilang, adek kesel ka! adek ambil aja pensil barunya, biar dia tau rasa!" penggal adikku sambil wajahnya dihiasi marah,
"yah, adek boleh kesal, tapi jangan begitu caranya, kan ibu guru jadi marah sama adek kalo kaya gini"
"iyaaa ka..adek jadi nyeesel. pasti bapa sama mamah malahan marah"
"yaudah adek tenang aja"
saya mengelus kepalanya dan sepulangnya kedua orangtua saya , saya bilang untuk mewakili mereka bertemu gurunya Deby. untungnya mereka setuju, karena ayahpun sedang sibuk.
besoknya di sekolah,
Ibunya Sarah yang melaporkan kenakalan kecil adik saya menegur saya, semua ibu-ibu ikut membicarakan adik saya, mereka bilang adik saya tukang nyuri barang lah, adik saya gak bak akhlaknya lah. karena gossip dari mamahnya Sarah itu. Saya merasa tidak terima dengan pembicaraan orang-orang tentang adik saya. saya tau adik saya tidak seperti yang di tudingkan mereka, karena adik saya mengambil barang milik Sarah karenaada alasannya.
adik saya bilang dia hanya mengambil sekali dan tidak pernah mengambil lagi.
itulah hal yang selalu jadi panutan saya,
sekuat tenaga saya berusaha menjabarkan kekeliruan gossip ibu-ibu itu.
saya tidak memilih diam dengan gossip itu, karena dampak dari gosip itu bagi adik saya cukup fatal.
saya menjelaskan pada ibu-ibu itu dengan cerita yang benar adanya.
adik saya menangis melihat saya berbicara lantang pada ibu-ibu itu, dan juga pada walikkelasnya.
apapun akan saya lakukan untuk orang yang sangat saya sayangin.
"kak, kenapa kaka percaya sama adek, gak percaya sama ibunya sarah aja? adek kan masih kecil tukang bohong"
aku tersenyum mendengar adikku berkata begitu.
"dek..sekalipun adek salah apapun, gak ada seorangpun yang akan kaka biarin untuk menghakimi adek seperti itu, karena waktu adek terluka, kaka juga sama.."
adikku diam..mungkindia belum mengerti maksud kalimatku tadi.. aku menggenggam erat tanganDeby dan pulang ke rumah.


Tidak ada komentar: